Sejarah

Pertanyaan

Penyebab kerajaan Jambi dan johor terjadi peperangan ?

1 Jawaban

  • Hubungan dengan Johor dalam keadaan tegang karena Masalah Tungkal.
    Wilayah perairan Tungkal terletak di pantai timur Jambi menghadap selat Malaka yang berbatasan dengan Riau dan Bukit Tigapuluh. Di pedalaman Tungkal terdapat pelabuhan sungai yakni Pelabuhan Dagang letaknya di hulu Sungai Tungkal sekarang ini. Kota Pelabuhan Dagang ramai dikunjungi perahu dagang dari berbagai negeri yang mengangkut hasil bumi seperti lada, damar, cula badak, geliga lipas, emas, dan barang lain. Oleh karena itu siapa yang menguasai Tungkal maka ia akan menguasai sebagian jalur perdagangan laut pada abad 16 dan 17 M.

    Yang dimaksud dengan masalah Tungkal adalah sengketa kepemilikan wilayah perairan Tungkal antara negeri Jambi dengan negeri Johor. Sengketa timbul setelah Johor menguasai Tungkal pada periode menjelang akhir abad 16. Johor menempatkan pejabat perwaliannya di Tungkal sebagai wilayah taklukan negeri Johor. Masalah Tungkal telah mengganggu hubungan tradisional antara kedua negeri. Sengketa mengenai Tungkal berlangsung lama dan menimbulkan banyak persoalan politik di perairan selat Malaka. Selama abad 17 masalah Tungkal telah mendorong kedua negeri saling curiga, dan saling menyerang. Paling kurang terjadi 4 kali perang besar antara Jambi dan Johor, dan sesudah perang ini negeri Jambi dan Johor mulai lemah. Keraton Johor Lama mengalami kehancuran serta wilayah taklukan Riau dan Indragiri satu persatu lepas dari pengaruh Johor. Dalam masalah Tungkal ini pihak Jambi maupun Johor baik langsung atau tidak langsung telah menyeret pihak Belanda, Palembang, dan petualang Bugis pimpinan Daeng Mangika ambil peran di dalamnya.

    Awal mula masuknya pengaruh Johor di Tungkal, dalam catatan sejarah Jambi disebutkan pada masa itu Johor diperintah oleh Sultan Talun. Pada masa pemerintahannya, negeri Johor sedang menguasai sebagian wilayah Riau dan Indragiri. Menteri Urusan Laut Johor, Datuk Bendahara Laksamana yakni Datuk Mangku Bumi dan Datuk Bandar Laut, beserta pasukannya diperintahkan mengunjungi daerah taklukannya Riau dan Indragiri. Karena serangan badai kapalnya menyelamatkan diri ke perairan sekitar Tungkal, menuju hulu sungai Betara dan sebagian lagi menuju hulu sungai Mendahara. Sebelumnya daerah ini sama sekali tidak dikenal oleh Johor.

    Untuk mengetahui lebih jauh keadaan di sekitar Tungkal maka diperintahkan lagi Datuk Bendahara Laksamana melakukan pelayaran menuju hulu sungai Tungkal. Pelayaran kedua ini disertakan pula prajurit bersenjata lengkap dan perahu serta perbekalan yang cukup. Di perairan dan pedalaman Tungkal pasukan Johor hampir tidak mendapat hambatan berarti sampai Tungkal di bawah kekuasaan Johor. Kekuasaan Johor di perairan Tungkal mencakup Sungai Asam, sampai ke Pelabuhan Dagang (Tungkal Ulu sekarang). Pasukan Johor banyak dibantu oleh prajurit Riau, Indragiri, orang Laut, petualang-petualang Bugis dan sebagian orang Cina.

    Untuk memerintah Tungkal maka sultan Johor mengangkat 2 orang anaknya masing-masing Orang Kayo Rajo Depati sebagai penguasa Tungkal dan Orang Kayo Laksamana gelar Datuk Kayo. Sejak saat itu wilayah Tungkal di bawah kekuasaan Johor, dan masyarakatnya setiap tahun mengirim upeti ke Johor.

Pertanyaan Lainnya