B. Indonesia

Pertanyaan

Contoh cerpen singkat yang diubah menjadi naskah drama tentang pendidikan untuk 5 orang

1 Jawaban

  • Suatu pagi pada jam istirahat pertama di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Bima termenung di salah satu meja baca perpustakaan. Ia tak menyadari bahwa kegelisahannya tersebut sejak tadi telah diperhatikan oleh sahabatnya Surya.

    Surya : hei, kamu ini masih pagi sudah melamun saja.

    Bima : ya ampun Bima, kamu mengagetkanku tahu! Kalau jantungku copot bagaimana? Kamu mau ganti?

    Surya : He… he. Maaf maaf.

    Bima : ada apa Sur?

    Surya : Ya tidak apa-apa. Aku pikir kamu kemana tadi. Aku mencari-cari kamu loh.

    Bima : He…he. Ya aku kemana lagi kalau tidak ke mushala atau perpustakaan. Mau ke kantin, aku tidak punya uang. He… he.

    Surya : justru itu, mudah sekali kalau aku mau mencarimu kawan. Oh ya, ngomong-ngomong rencanamu setelah lulus apa? Pasti kamu mau mengambil jurusan Teknik Mesin di Unila (Universitas Lampung) kan? Sejak dulu kamu bicara tentang mimpimu untuk bisa berkuliah di jurusan itu.

    Bima : Entahlah Sur.

    Surya : Loh, kok entahlah. Ada apa ini kawan? Bukankah kamu bercita-cita untuk menjadi insiyur mesin?

    Bima : iya, memang benar. Tapi entahlah Sur.

    Surya : ada apa ini kawan? Ada masalah apa sebenarnya? Ayo ceritakan padaku!

    Bima : tentang mimpi-mimpiku itu Sur, rasanya aku tak bisa terus memupuknya. Orang tuaku tidak setuju aku melanjutkan pendidikan tinggi. Mereka ingin aku bekerja di luar negeri sebagai TKI saja.

    Surya : Wah, rumit juga ya. Kamu ceritakan semua detailnya ya! Nanti kita cari solusi bersama-sama.

    Setelah menceritakan semua permasalahannya, Bima agak sedikit lega. Setidaknya ia sedikit bisa mengurangi beban dihatinya karena telah bercerita dengan sahabatnya itu.

    Surya : begini saja Bim, kita konsultasikan masalahmu ini kepada ibu Shinta. Mungkin saja beliau punya masukan terbaik yang bisa membantu semua persoalanmu itu.

    Bima : Baiklah, jam istirahat kedua setelah shalat dhuhur saja ya Sur. Waktu istirahat pertama kita sudah mulai habis ini.

    Surya : Baiklah, ayo kita masuk ke kelas!

    Surya dan Bima pun akhirnya menuju kelas mereka. Setelah jam istirahat kedua selepas shalat dhuhur, mereka berdua pergi menuju ruang ibu Shinta yang merupakan guru Bimbingan Konseling di kelas mereka.

    Surya : Assalamualaikum. (seraya mengetuk pintu ruangan)

    Baca Juga:   Contoh Soal Biologi Kelas 10 Tentang Keanekaragaman hayati & Kunci Jawaban

    Ibu Shinta : Waalaikumsalam. Wr. Wb. Silahkan masuk!

    Surya : Terima kasih bu. Ayo Bima, kita masuk!

    Bima : Iya. Selamat siang bu.

    Ibu Shinta : Oh Surya, Bima, ada apa ini? Apa ada yang mau kalian diskusikan kepada ibu?

    Surya : Oh iya bu, ada sesuatu hal penting yang ingin kami diskusikan. Kami yakin akan dapat menemukan solusi terbaik jika masalah ini kami sampaikan kepada ibu Shinta.

    Ibu Shinta : Baiklah Sur, ceritakanlah masalahmu itu pada ibu! Barangkali ibu bisa membantu.

    Surya : Ini bukan tentang saya bu, tapi Bima. Nah, Bim, ceritakanlah masalahmu itu!

    Bima : Baiklah.

    Setelah menceritakan semua masalah Bima kepada bu Shinta. Akhirnya bu Shinta memutuskan untuk membawa persoalan ini ke bapak Arman, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

    Ibu Shinta : Nah, begitu saja ya. Kapan kita menemui pak Arman?

    Bima : lebih cepat lebih baik bu.

    Surya : betul bu, secepatnya saja. Kalau boleh saya usul, waktu jam istirahat masih 15 menit lagi. Saya rasa cukup untuk membicarakan hal ini kepada beliau. Saya rasa beliau saat ini juga masih berada di ruang kerjanya.

    Ibu Shinta : kalau begitu kita ke sana sekarang saja!

    Akhirnya Bima, Surya, dan Bu Shinta bergegas menuju ruang bapak Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan. Setibanya mereka di ruang bapak Arman, bu Shinta menyampaikan perihal masalah yang dialami oleh Bima kepadanya.

    Bu Shinta : Begitu pak, inti permasalahannya adalah bahwa Bima tidak diizinkan oleh orang tuanya untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Karena sebab ketidakmampuan orang tuanya dalam hal ekonomi.

    Pak Arman : Begini bu Shinta, Bima, dan Surya. Sebenarnya saya ada solusi yang Insya Allah dapat menjawab persoalan ini. Tapi sepertinya kita tidak memiliki cukup waktu untuk membahasnya di sini. Begini saja, kita agendakan kunjungan ke rumah Bima dalam rangka menjelaskan hal-hal penting seputar pendidikan serta solusi agar Bima dapat tetap melanjutkan pendidikan tingginya. Bagaimana?

    Ibu Shinta : Ide yang bagus pak. nah, Bima, kapan kira-kira kami bisa mengunjungi orang tuamu?

    Bima : Kalau hari minggu pagi bagaimana Pak, Bu? Insya Allah orang tua saya tidak berjualan di pasar karena hari tersebut sedang ada festival di kompleks pasar yang tidak memungkinkan pedangan untuk berjualan. Apa bapak Arman dan Ibu Shinta tidak keberatan meluangkan waktu libur di hari itu?

    Pak Arman : Tentu saja tidak, Bim. Bapak merasa harus memperjuangkan nasib pendidikanmu. Karena kamu adalah salah satu siswa terbaik kami di sekolah ini.

    Bu Shinta : Ibu juga tidak keberatan Bim. Surya, kamu juga ikut ya?

    Surya : Baik bu, dengan senang hati.

    Keesokan harinya di hari minggu pagi. Pak Arman, Bu Shinta, dan Surya pergi berkunjung ke rumah Bima.

Pertanyaan Lainnya