IPS

Pertanyaan

Mengapa ekonomi maritim indonesia perlu ditingkatkan?

2 Jawaban

  • karena sebagian besar wilayah indonesia terdiri dari lautan sehingga potensi sumber daya laut sangat melimpah
  • INDONESIA sebagai negara kepulauan terbesar di dunia belum mampu memberdayakan potensi ekonomi maritim. Negeri ini juga belum mampu mentransformasikan sumber kekayaan laut menjadi sumber kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Indonesia bagaikan negara raksasa yang masih tidur.

    In­donesia juga memiliki posisi strategis, antar benua yang meng­hubungkan negara-negara ekonomi maju. Posisi geopolitis stra­tegis tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai jalur eko­no­­mi. Pasalnya beberapa selat strategis yang merupakan jalur pe­r­­ekonomian dunia berada di wilayah NKRI, yakni, Selat Malaka, Se­­lat Sunda, Selat Lombok, Selat Makassar dan Selat Ombai-Wetar. Po­­tensi geopolitis ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan In­do­nesia dalam percaturan politik dan ekonomi antar bangsa.

    Se­bagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wi­la­yah laut seluas 5,8 juta km persegi yang terdiri dari wilayah ter­itorial sebesar 3,2 juta km persegi dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km persegi. Selain itu, terdapat 17.504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km persegi. Dengan cakupan yang demikian besar dan luas, tentu saja maritim Indonesia mengandung keanekaragaman alam laut yang potensial, baik hayati dan nonhayati.

    Sehingga, sudah seharusnya sektor kelautan dijadikan sebagai pe­nun­­jang perekonomian negara ini. Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sumbangan sektor perikanan ter­hadap produk domestik bruto (PDB) memiliki peranan strategis. Terutama diban­dingkan sektor lain dalam sektor perikanan maupun PDB nasional.

    Pada tahun 2008 saja tercatat PDB pada subsektor perikanan men­capai angka Rp 136,43 triliun. Nilai ini memberikan kontribusi ter­hadap PDB kelompok pertanian menjadi sekitar 19,13 persen atau kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 2,75 persen. Hingga tri­wulan ke III 2009 PDB perikanan mencapai Rp128,8 triliun atau mem­berikan kontribusi 3,36 persen terhadap PDB tanpa migas dan 3,12 persen terhadap PDB nasional.

    Di antaranya, tanaman bahan makanan sebesar Rp347,841 triliun, per­­ikanan Rp136,435 triliun, tanaman perkebunan Rp106,186 tri­liun, pe­ter­nakan Rp82,835 triliun, dan kehutanan Rp32,942 triliun. Ke­mudian hing­ga triwulan III 2009, PDB kelompok pertanian, pe­ter­nakan, ke­hutanan, dan perikanan sebesar Rp654,664 triliun. Dengan rin­cian, ta­naman bahan makanan Rp331,955 triliun, per­ikanan Rp128,808 triliun, tanaman perkebunan Rp84,936 triliun, pe­ter­nakan Rp 76,022 triliun, dan kehutanan Rp 128,808 triliun. Dari je­nis sektor dalam kelompok pertanian, perikanan yang memiliki ke­naikan rata-rata tertinggi sejak tahun 2004–2008 sebesar 27,06 per­sen. Kemudian sektor tanaman bahan makanan 20,66 persen, ta­naman perkebunan 21,22 persen, peternakan 19,87 persen,dan ke­hutanan 18,81 persen.

Pertanyaan Lainnya